Pentigraf, Horeee Pelajaran Kosong

Bu guru Aam, guru piket hari ini menghampiri kelas kami. Dari kejauhan sudah terdengar suara sepatunya. Tak..tak tak.., suara sepatu Bu Aam terdengar sangat tetatur. Kami yang tadinya ribut mendengar suara sepatunya kontan terdiam. Maklum Bu guru Aam walau cantik tapi suka marah-marah. Aku dan Indera sudah biasa menjadi langganan kemarahannya. Padahal kesalahanku tidak seberapa. Kadang cuma ngambil pensilnya Rita dilaporin. Ngelirik jawaban punya Yusni atau Noeng disuruh berdiri di depan. Apess.

Hari ini pelajaran Matematika Pak Agus Susanto kosong ..... Bu Aam belum selesai berbicara  teman sekelas teriak horeee kegirangan. Terutama Indra, Noeng dan aku tentunya. Bu Aam melanjutkan ucapannya. Pak Susanto kosong karena ada rapat dinas di Musi Rawas. Parahnya kami diminta catat buku satu bab penuh.

Bu Aam setelah selesai memberikan tugas berpesan agar jangan ribut karena beliau pergi kondangan. Rita sebagai sekertaris mencatat di papan tulis pakai kapur. Yusni yang piket hari itu membantu menghapusnya. Indra teman sebangku sambil pegang perut bilang, "Yuh meng kantin, enyong kencot. Mau isuk inyong rung madang, Mamake mriang."(yuk ke kantin, aku lapar. Tadi pagi aku belum makan, Mamak sakit).Aku mengiyakan, ketika lewat Tini, gadis kecil imut yang suka laporan Indra mengancamnya. Katanya,"Awas nek ana seng lapor meng Bu Aam, aja takon nek pitmu ora ana dop e.(Awas kalau ada yang lapor sama Bu Aam, jangan tanya kalau dop sepedamu hilang). Aku dan Indra melenggang ke luar menuju kantin. Aman...batinku. Begitu mau masuk kantin Bang Mazmo, muncul di depanku Pak Agus Susanto. Dengan terbata-bata Indra berkata," Katanya Bapak ada rapat..." Pak Agus berkata,"Gak jadi rapat, Ada demo di sana."