Inklusivitas di Dunia Digital, Resume ke 8 GMLD

Materi pertemuan ke 8 berjudul "Inklusivitas di Dunia Digital", sebuah materi yang sangat menarik tentunya. Bapak Muliadi sebagai nara sumber dan bapak Dail Ma'ruf sebagai moderator. Lagi-lagi aku tidak bisa mengikuti materi ini secara langsung melaui WAG. Aku baru bisa membaca pesan di wa pada esok harinya.

Berikut ini adalah curicullum vitae dari sang narasumber yang sangat keren.

Tema inklusivitas di dunia digital diharapkan dapat menginspirasi banyak orang untuk bersikap lebih bijak dalam bertindak dan bersikap di tengah keberagaman dan perbedan yang cenderung semakin tajam ketika bergeser ke dunia digital.

Inklusivitas berasal dari kata inklusi yang berarti mengajak masuk atau mengikutsertakan. Lawan dari kata nya adalah eksklusif yang memiliki arti menegasi atau mengeluarkan. Dengan demikian inklusivitas merujuka pada sikap menerima atau mengajak kepada siapa saja tanpa melihat perbedaan dalam konteks sosial.

Sebagai sebuah sikap, inklusivitas senantiasa dikaitkan dengan sikap masyarakat terhadap lingkungan sekitarnya. Dalam hal ini, masyarakat yang dimkasudkan adalah masyarakat digital. 

Bersikap inklusif di era digital

Masyarakat digital identik dengan kebiasaan interaksi dengan media baru. Hal ini memungkinkan banyak orang berkumpul dalam kelompok kecil secara on line, berbagi, menjual, menukar barang serta informasi.

Ada beberapa alasan mengapa masyarakat digital harus inklusif:

Alasan pertama:

1. Internet bukan barang baru lagi, seharusnya bisa dinikmati oleh semua orang dengan mudah.
2. Berdasarkan data, Indonesia tercatat pengguna smartphone terbesar di dunia, seteah China, Inda, dan USA. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia menjadi pengguna internet terbesar.
3. Berdasarkan data internetsworldstats, pengguna internet Indonesia mencapai 212,35 juta jiwa pada Maret 2021.
4. Sementara rata-rata waktu yang digunkan untuk mengakses internet adalah 8 jam 52 menit atau sekitar 75 % dari waktu yang tersedia. Ini luar biasa, mengingat 1/4 waktu dihabiskan untuk mengamati perangkat digital yang ada.
5. Sebagian besar pengguna memanfaatkan medsos untuk berinteraksi dalam dunia digital.
6. Tercatat aplikasi yang paling banyak digunakan secara berturur-turut yaitu YT,wa,ig,fb dan twitter.

Alasan ke 2 yaitu:

1. Dunia digital cenderung mempertajam perbedaan dan memperluas keragaman, baik dari aspek fisik maupun pandangan, sehingga berpotensi menimbulkan kerawanan sosial.
2. Oleh sebab itu, perlu disikapi secara bijak dan benar, berbagai permasalahan sosial sering terjadi karenaakibat penggunaaan medsos.

Alasan ke 3 yaitu:

1. Keunikan yang hadir sebagai sebuah keniscayaan, perlu mendapat perlakuan yang prporsional sesuai dengan kondisi keunikannya.
2. Mereka dapat menikmati layanan dan kebutuhan sebagaimana layaknya anggota masyarakat yang lain.

Alasan ke 4 yaitu:

1. Hak memperoleh akses layanan dan kebutuhan di dunia digital.
2. Untuk berbagai keperluan seharusnya mampu menjangkau seluruh wilayah di Indonesia.

Perhatikan pesan apa dalam gambar.

Dari alasan yang sudah dipaparkan di depan dapat disimpulkan bahwa kita tidak bisa menghindar  dari era digital. Hanya ada dua pilihan saja, ikut arus digtal atau meninggalkannya. Lantas bagaimana kita sebaiknya dlam menghadapi masalah ini?

Kesimpulan:

• Kita harus bisa memahami apa arti dari kata inklusivieme dunia digital.
• Kita harus bijak dalam menggunakan internet untuk hal-hal yang positif.
• Internet sudah digunakan dari semua golongan, menyeluruh 
• Semua orang menggunakan internet , dari orang normal sampai orang penyandang cacat.
• Setiap anggota masyarakat berhak mendapatkan layanan internet untuk mempercepat pemerataan pembangunan dan peningkatan sumber daya manusia.