SENANDUNG POHON Seri 7

  

Seri 7. Kisah Inspiratif Antara Ibu Kucing dan Anaknya Bagian 1


#cerita binatang#fabel#dongeng#cerita pengantar tidur


Pagi yang cerah, matahari mulai meninggi. Warga kampung sudah sibuk dengan aktivitas masing-masing. Pak tani pergi ke sawah, pedagang pergi ke pasar dan para buruh sudah ke tempat kerjanya. Semua bekerja sesuai dengan pekerjaannya.

Pohon beringin nampak tenang-tenang saja berdiri di tempatnya. Hingga tiba-tiba dikejutkan oleh suara kucing yang datang. Suaranya mengaum-ngaum sangat berisik. Ada dua kucing yang sedang berkejaran lalu lalang di sekitar pohon. larinya tunggang langgang tak tentu arah. Tiba-tiba kucinng hitam memanjat pohon beringin dengan mencengkeramkan cakarnya ke pohon hingga berdiri dan duduk di dahan. Pohon beringin meringis kesakitan dan sedikit geli dengan ulah kucing itu. Rupanya Sibelang yang mengejarnya tidak mau naik ke atas, dia hanya duduk di bawah pohon sambil memperhatikan gerak-gerik Sihitam.

Pohon Beringin menyapa Sihitam," Hai Sihitam yang manis. Aku punya kisah yang menarik hari ini. Maukah kamu mendengar kisahku?"
"Oh tentu mau pohon beringin. Kebetulan aku sudah lama tidak mendengarkan cerita."
"Baiklah dengarkan ceritaku," pinta pohon beringin pada Sihitam. Pohon beringinpun mulai bercerita.

Alkisah hiduplah seekor anak kucing bersama ibunya yang tinggal di sebuah hutan. Ibunya sangat sayang sama anak satu-satunya itu. Setiap pagi saat waktunya sarapan ibunya membiarkan anaknya untuk menyusu sepuasnya. Setelah puas menyusu anaknya dibiarkan tidur. Kemudian ibunya pergi mencari makanan untuk dirinya dan juga untuk anaknya. Untuk anaknya dibawakannya seekor tikus. Karena ibu kucing merasai capai setelah masa perburuannya, ibu kucing itupun tidur hingga siang.

Kejadian itu terus berulang-ulang setiap hari. Anak kucing itu merasa bahwa ibunya tidak mempunyai kehebatan yang patut dibanggakan oleh anaknya. Bisanya hanya menangkap tikus dan bermalas-malasan sepanjang hari. Ibuku bukan orang hebat. Aku ingin berguru pada orang yang lebih hebat dibanding ibuku.

Diutarakanlah niat anak kucing itu pada ibunya. Katanya,"Ibu...bolehkah aku berguru pada orang yang lebih hebat dibanding Ibu?"
"Ohhh, silahkan nak. Silahkan kamu cari orang yang lebih hebat di seantero dunia." Jawab ibu kucing dengan bijaksana. Ibu kucing tidak membela diri dengan menunjukkan kehebatannya di depan anaknya. Tapi malah mempersilahkan anaknya untuk mencari sendiri dengan pengalaman sendiri. Dengan pengalaman sendirilah nantinya akan menemukan pemahaman yang hakiki.

Kemudian anak kucing itu meninggalkan ibunya sendiri di hutan. Kucing kecil itu memualai pengembarannya untuk menemukan orang yang lebih hebat dibandingibunya.
Setelah berjalan menyusuri hutan, sampailah anak kucing itu pada daerah yang jarang pohonnya. Sehingga dia bisa melihat matahari dengan jelas. Dipandanginya matahari yang sedang berdiri di angkasa dengan gagahnya. Panasnya terasa sampai anak kucing itu kulitnya terasa panas. Sinarnya melimpah melingkupi seluruh alam.

Nah inilah orang hebat. Aku akan berguru kepadanya, kata anak kucing itu dalam hati. 
"Wahai matahati...... Aku melihat dirimu orang yang sangat hebat. Sinarmu melimpah melingkupi seluruh alam. Kamu mampu memanaskan bumi. Engkau nampak besar gagah dan berwiibawa. Bolehkah aku berguru padamu?" Kata anak kucing itu panjang lebar.

"Wahai anak kucing yang manis, aku bukanlah orang yang hebat. Kata-katamu memang benar. Aku gagah dan perkasa, panasku  melingkupi alam. Dan tidak orang lain yang bisa seperti aku. Tapi aku punya kelemahan. Ada orang yang lebih kuat dari aku, yaitu awan mendung. Coba kamu saksikan nanti. Ketika ada awan mendung datang, aku tidak akan tampak. Panasku hilang seketika. Aku lenyap dari pandangan semua makhluk bumi. Aku kalah hebat dengan mendung. Cobalah kamu berguru padanya. Dia lebih pantas dijadikan guru daripada diriku," kata matahari memberikan penjelasan panjang lebar.

"Baiklah matahari, aku akan menuruti kata-katamu." Kata anak kucing. Kemudian anak kucing itu meninggalkan matahari sendirian. Anak kucing melanjutkan perjalanannya. 

Selang beberapa saat datanglah gumpalan-gumpalan mendung hitam yang sangat banyak jumlahnya mendekati matahari. Tidak butuh waktu yang lama, matahari yang tadi tampak gagah perkasa tiba-tiba hilang lenyap tak berbekas. Suasana yang tadinya panas, berubah menjadi dingin. Benarlah apa yang dikatakan matahari tadi, kata anak kucing dalam hati.

Menyadari apa yang dikatakan oleh matahari benar, dengan cekatan anak kucing itu berlari mengejar awan mendung. Disapanya awan mendung oleh anak kucing sambil berlari. 

"Hai awan mendung, aku melihat kamu adalah orang yang kuat. Kamu mampu mengalahkan raja siang dengan sekali libas. Kamu bisa merubah suasana yang panas berubah menjadi dingin seketika. Kamu adalah orang hebat dan kuat. Maukah kamu aku jadikan guruku?" kata anak kucing.

"Hai anak kucing yang manis..., memang benar adanya kata-katamu. Aku bisa mengalahkan matahari yang sangat perkasa. Aku mampu merubah suasana panas berubah menjadi dingin. Tapi masih ada yang lebih hebat dan perkasa dibanding aku. Dialah angin namanya. Dia mampu mengalahkanku. Bahkan aku dibuatnya tidak berdaya oleh kekuatannnya. Cobalah kamu berguru padanya. Dia lebih pantas dibanding dengan aku." awan mendung berkata panjang lebar kepada anak kucing.

Nah sampai disini dulu ya, cerita sambung besok pemirsa. 
Salam Literasi

SENANDUNG POHON Seri 7 SENANDUNG POHON  Seri 7 Reviewed by Mohamad Bajuri on Desember 17, 2020 Rating: 5

6 komentar:

  1. Terimakasih ceritanya bagus. Ditunggu kelanjutannya.

    BalasHapus
  2. Hmm, apakah anak kucing akan kembali kepada Ibunya
    dan mengatakan .... (rahasia)
    Kita tunggu kelanjutan ceritanya

    BalasHapus

Postingan Populer

Ringkasan Materi Renang Gaya Bebas

  Penulis sedang berada di CB Kutowinangun .Dokpri. Ringkasan Materi Renang Gaya Bebas Posisi Tubuh : Telungkup: Posisi tubuh terlentang den...

Diberdayakan oleh Blogger.