Tinggal lima menit lagi waktu mengajarku habis di kelas 9 H. Waktu yang sedikit ini aku manfaatkan untuk feedback. Aku ajukan sebuah peetanyaan untuk dijawab oleh peserta didik. Semuanya diam membisu tak ada satupun yang menggerakan tangan ke atas dan menjawab pertanyaanku.
Sudah berlalu satu menit menunggu tanpa ada respon dari peserta didik. Aku membacakan lagi pertanyaan yang tadi sudah diberikan. Aku berjalan berkeliling kelas sambil memotivasi peserta didik untuk berani menjawab. Aku harapkan mereka untuk tidak takut salah dalam memberikan jawaban, karena yang penting adalah berani mengutarakan gagasan secara terbuka dengan tetap memperhatikan kaidah mengutarakan pendapat di depan umum.
Aku melihat arloji tanganku, waktu tinggal satu menit lagi. Aku masih berdiri di tengah-tengah kelas dengan tetap masih menunggu. Tiba-tiba Anto dan Adi saling tuduh sambil menutup hidungnya. Mereka berdua saling tuduh dengan sengitnya, dan masing-masing mengelak dengan tuduhan temannya. Setelah yakin bukan diri mereka berdua, akhirnya mereka menoleh ke belakang ke arah Bangi. Dengan suara hampir bersamaan mereka berkata, " Kamu ya? Ayo ngaku!." Bangipun menolak tuduhan mereka dengan sumpah segala. Suasana kelas menjadi gaduh. Hingga terdengar bunyi bel pergantian jam menghentikan mereka. Sebagian besar mereka yang menerima efeknya masih menggerutu. Aku segera mengakhiri pembelajaran di kelas dengan agak tergesa, hingga lupa memberitahukan jawabannya. Aku keluar kelas dengan menyimpan rasa geli dan sangat menyesal melakukan ini. Geli dan menyesal melihat mereka saling tuduh. Maafkan anak-anakku Pak Guru gak tahan hingga kelepasan. Maafkan baunya yang gak ketulungan karena habis makan singkong rebus habis satu piring.
Pentifgaf, Silent Attack
Reviewed by Mohamad Bajuri
on
Januari 10, 2021
Rating:
ha,,ha,,,ada ada saja
BalasHapusHa.ha.. pak guru ya?
BalasHapusHahahahaha....
BalasHapusKelepasan
Hahaha... lucu juga hihihi
BalasHapus