Selama menjadi guru olahraga aku banyak mendapatkan pengalaman bersama peserta didik. Ada pengalaman rasa takut, resah, senang dan kadang menjengkelkan. Semua itu datang silih berganti.
Pada awal pertemuan kami biasa mengadakan kontrak perjanjian dengan peserta didik. Aturan dalam mengikuti pelajaran penjas semuanya disampaikan kepada semua peserta didik. Dengan harapan nantinya dalam pembelajaran penjas minim pelanggaran. Setiap pelanggaran ada konsekuensinya. Dan peserta didik akan melaksanakan dengan suka rela tanpa ada rasa terpaksa.
Pagi itu saya mengajar penjas Kelas 9 D. Seperti biasa pada awal pembelajaran kami berkumpul untuk absensi dan briefing sebelum pembelajaran. Anak yang tidak bisa ikut pembelajaran pun hadir di situ untuk menyampaikan ke guru tentang alasan tidak bisa mengikuti pelajaran. Ada 3 orang yang sudah 2 x lupa bawa kaos. Konsekuensinya anak tersebiut tidak diperkenankan ikut pelajaran. Untuk memberikan efek jera anak tersebut diberi hukuman lari keliling lapangan sebanyak 5x. Menyadari itu sebuah konsekuensi dari kesalahannya sendiri mereka melaksanakannya dengan ikhlas. Baru 2 kali putaran ada salah satu anak yang terserang asma. Ekspresinua sangat menakutkan dan menghawatirkan. Seolah-olah nafasnya mau lolos. Beberapa temannya memapah ke ruang UKS. Disana ditangani oleh guru pembina PMR. Bukannya sakitnya reda, eh malah tambah parah. Beberapa kali pinsan. Akhirnya dari pihak sekolah sepakat untuk membawa ke RS terdekat. Setelah aku membereskan tugasku mengajar aku segera menyusul ke RS. Sesampai di sana aku menemui dokter yang menangani. Aku sangat sedih dan khawatir. Semua itu terjadi karena gara-gara aku. Aku menemui dokter untuk bertanya tentang keadaannya. Dokter berkata dengan tenang, "Dia sudah tenang. Sekarang dia sedang tidur. Aku suntik tidur dia." Aku kaget, "Loh kok suntik tidur. Asmanya gemana Dok?" Dokter menjawab," Dia tidak kena asma. Dia hanya butuh perhatian dari orang sekelilingnya. Dia sehat." Mak deg. Hahhhh..berarti dia hanya pura-pura? Keterlaluan! Uffffh.
#Jan31AISEIWritingChallenge
Pentigraf, Serangan Asma Ketika Sedang Mendapat Hukuman Dari Guru
Reviewed by Mohamad Bajuri
on
Januari 31, 2021
Rating:
Waduh kena prank siswa. Tidak tahu was-wasnya guru kl terjadi sesuatu ya Pak?
BalasHapusSangat khawatir dan takut terjadi lebih parah. Takut disalahkan juga sama KS
HapusAtau bisa jadi dia merasa sangat tertekan hingga seperti itu, Krn saya pernah mengalaminya, padahal saya tidak punya riwayat sakit sesak napas. Tapi karena banyak pikiran jadi seperti itu
BalasHapusBisa jadi bund. Kadang kita tak tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi.
HapusWaduh kena tiputpu ya Pak?
BalasHapusNah itu dia. Rasanya ufff
HapusTrik dari jalan dahulu..
BalasHapusPara para pingsan agar bisa dapat teh manis dari Uks...
Kalo cerita yg ini lebih TOP, sampe di bawa ke RS...
Makasih bang Indra..
HapusBegitulah anak-anak, kt guru hanya bisa menghela nafas. Semangat pak. 👍
BalasHapusKalau 7 samudra kesabaran bel cukup, maka tambahkan lagi 3 lautan kesabaran agar kita tetap tabah dalam menjalankan tugas sebagai guru.
HapusDuuh jd pingin anggreknya deh...
BalasHapusMonggo bund, murah cuma 140K tambah ongkir he he he
HapusMantul...hampir sama kejadiannya.Saya sebelem jadi Kepsek.Guru PJOK juga💪💪💪
BalasHapusWow jadi pernah senasib dong pak
HapusWahhh...muridnya kog kreaatif itu Pak...Siapa dulu dong gurunya...hehehe...
BalasHapusGurunya ya... siapa lagi kalau bukan diriku. He he hr
Hapus