Makan Sea Food Hasil Tangkapan Sendiri

    Pada minggu pagi isteriku mengajak tetangga pergi ke laut Ambal untuk refreshing. Mereka pergi berlima dengan menaiki kendaraan bermotor. Isteriku bersama Wildan, anakku yang paling kecil. Sementara Mamak, begitulah keluargaku memanggil tetanggaku dengan dua anaknya, Toyib dan Bingah. Mereka pergi ke laut tanpa suami. 

    Jarak Laut Ambal dengan rumah kami berkisar 11 km. Dengan naik motor jarak tersebut dapat ditempuh dengan waktu sekitar 20 menit dengan kecepatan sedang. Akses menuju ke Laut Ambal bisa dibilang lumayan, walau ada beberapa spot jalan yang rusak.

    Mereka pergi ke sana sengaja pada waktu masih benar-benar pagi. Alasan yang mungkin sangat masuk akal adalah agar mereka tidak kepanasan terbakar sinar matahari. 

    Disamping itu mereka mempercayai pendapat orang bahwa angin laut pada waktu pagi sangat bagus untuk terapi kesehatan. Terutama bagi penderita pernafasan, asma dan juga paru-paru. Sebagian orang juga berpendapat bahwa berendam di pasir bisa menyembuhkan berbagai penyakit kulit.

    Kebetulan ketika mereka sudah sampai di laut bertemu dengan beberapa teman kerja. Ketika ditanya kenapa mereka pagi-pagi sudah berada di laut, jawaban mereka sedang menjalani terapi kesehatan yang berkaitan dengan pernafasan, asma dan juga paru-paru. Kata mereka udara laut waktu pagi sangat bersih dan cocok untuk acara terapi organ pernafasan. Mungkin juga karena udara laut sedikit mengandung garam.

    Anak-anak ketika sampai di laut melakukan aktivitas bermain di pasir bersama-sama. Mereka bermain di bibir pantai dengan tetap diawasi oleh orang tua mereka. Tidak boleh terlau dekat dengan ombak. Ombak Laut Selatan terkenal dengan ombaknya yang tinggi. 

    Secara kebetulan bulan ini musim kerang dan undur-undur. Binatang yang hidup di daerah pantai berpasir. Binatang ini mudah didapat dengan hanya menggunakan tangan hampa.

Gambar yutuk atau undur-undur 


        Untuk dapat menangkap kedua binatang tersebut, mereka harus sedikit berani bermain dengan ombak. Binatang itu menyukai daerah yang berair dan berpasir. Untuk kerang laut saat ada air datang, binatang itu ikut terbawa air. Saat air surut mereka menyembunyikan diri dengan memasukkan tubuhnya di pasir.

     Sementara untuk menangkap undur-undur mereka sebaiknya duduk atau jongkok membelakangi pantai. Kedua tangan menggaruk-ngaruk pasir yang ada di depannya. Lumayan agak dalam, hingga telapak tangan agak tertimbun pasir. Saat menggaruk-nggaruk itu kadang ada benda yang bergerak-gerak di dalam pasir. Nah itu kemungkinan undur-undur namanya.

        Orang Ambal biasa mengolah yutuk untuk digoreng, atau dijadikan bakwan yutuk. Bahkan juga bisa dibuat peyek yutuk. Rasanya sedikit mendekati udang. Peyek yutuk enak sekali di santap dengan lotek. Untuk minumannya bisa pilih es degan atau esteh. Saat ini warung atau tenda penyedia jajanan itu hampir setiap hari buka. Apalagi pada hari libur. 

Gambar bakwan yutuk
    Anakku Wildan dan juga Toyib bersama Bingah mencoba ikut-ikutan menangkap kerang dan yutuk. Ibu dan mamaknya memabantu mengumpulkan ke dalam kresek plastik. Lumayan banyak juga tangkapan mereka.
    Setelah capek menangkap yutuk dan kerang, anak-anak diberi kesempatan mandi di kolam buatan untuk bermain-main. Setelah puas bermain air mereka mandi bilas . Untuk bisa bermain di kolam buatan orang tua tidak perlu membayar mahal. Cukup dengan uang 7 ribu anak bisa bermain sepuasnya plus mandi bilas. Kalau menghendaki pelampung ada tambahan biaya 5 ribu per pelampung.
    Pukul sembilan pagi mereka sampai rumah. Binatang tangkapan dicuci bersih terus di diamkan. Isteriku memasak kerang dan yutuk dengan bumbu andalannya dan sedikit ditambahi cabai setan.
    Saat magrib tiba kami makan bersama. Melihat cara mereka makan bisa dipastikan mereka keenakan. Padahal kepedasan, Bingah saja hampir nangis. Wildan dan Toyib berlari mengambil air putih dan cemilan buat selingan. Katanya untuk menghilangkan pedasnya. 
    Hingga kerang dan yutuk satu mangkuk besar habis ludes tak tersisa. Ketiga anak itu makan nasi hanya dengan lauk kerang dan yutuk. Mungkin sangat nikmat makan hasil dari jerih payah sendiri. Mereka sampai nambah nasi beberapa kali. NYuuuum. Nikmat.




 #Day4MaretChallenge, #ceritakelaskuhariini,#ceritamuridkuhariini,#ceritaanakkuhariini

Makan Sea Food Hasil Tangkapan Sendiri Makan Sea Food Hasil Tangkapan Sendiri Reviewed by Mohamad Bajuri on Maret 08, 2021 Rating: 5

3 komentar:

Postingan Populer

Ringkasan Materi Renang Gaya Bebas

  Penulis sedang berada di CB Kutowinangun .Dokpri. Ringkasan Materi Renang Gaya Bebas Posisi Tubuh : Telungkup: Posisi tubuh terlentang den...

Diberdayakan oleh Blogger.