Pentigraf, Diburu Gadis Matang

Sebagian orang memujiku kalau saya adalah laki-laki ganteng. Badanku tinggi tegap dengan kumis tebal menghiasi bibir.

Usia saya saat itu sekitar 23 tahun. Sayangnya kala itu saya belum punya isteri, pacar pun belum punya. Bagaimana saya mau punya isteri, sementara status saya masih GTT. Rasanya masih terlalu berat untuk memilih calon isteri. Gajinya masih sangat minim.

Kabar tentang kejomboan saya tersebar ke mana-mana. Hingga sampai kepada mbak Magdalena Tulkiyem. Gadis kelewat matang yang tinggalnya  jauh dari rumah saya.

Didorong oleh rasa suka dianya sering datang ke rumah saya. Tidak hanya datang mbak Tulkiyem sering menyapu halaman rumah tanpa disuruh. Suatu saat Mbak Tulkiyem mengajak ngobrol dengan saya. Katanya, Mas, "aku cinta kamu. Kamu cinta aku nggak." Aku jawab," Tidak," kataku datar. Dia menanyakan alasannya, saya menjawab karena saya tidak suka. Katanya, " Kurang apa sih Aku? Aku cantik, tinggi 175, bodi ramping, masih perawan loh mas, masak gak suka?" Kataku," Maaf mbak aku belum bisa suka. Apalagi cinta.Kau terlalu tinggi buatku. Susah kalau mau cium kamu!" 

Maret01AISEIWritingChallenge