Sehabis salat Subuh Wildan memiliki kewajiban untuk menderes Qur'annya. Minimal dia membaca satu pojok kalau tidak mau menghafal. Pagi ini dia memilih menambah hafalan baru pojok 6. Dengan didampingi oleh wanita cantik kelahiran Gombong, anak itu mulai melafalkan beberapa ayat. Kadang tubuhnya yang sedikit gembul ngelendot manja pada ibunya yang mempunyai tipe tubuh hampir sama.
Biar Wildan semangat dalam menghafalnya, akupun berusaha menemaninya. Al-Qur'an ukuran cukup besar dan tebal keluaran Kudus terpampang di depanku. Pada sebuah meja kayu kecil buatan sendiri, Aku letakkan Qur'an di situ. Dengan posisi duduk di lantai meja kayu itu sangat cocok untuk meletakkan Qur'an tanpa harus memeganginya lagi. Aku pun merasa lebih nyaman membacanya.
Ibunya dengan telaten membantu menyemak dengan sabar. Setelah dirasa sudah lumayan cukup tingkat hafalnya, acara menghafalnya pun diakhiri. Dengan riang segera ia berlari menuju mainannya, truk oleng yang terbuat dari dus bekas buatan sendiri. Dia mulai asik dengan mainannya.
Kebetulan sahabatnya bang Toyib datang langsung bergabung dengannya. Mereka berdua sangat asik merakit truk olengnya. Tangan dan mulutnya tak henti-hentinya bergerak sesuai dengan imajinasinya. Menggunting, memotong, menempel kerdus menjadi bentuk kepala truk. Mulutnya kadang mengomentari hasilnya, yang katanya kurang luruslah, kurang baguslah, kurang panjanglah dan lain sebagainya.
Belum selesai sempurna lem bakar habis. Akhirnya dia meminta uang seribu pada Abahnya untuk membeli lem bakar. Sayangnya warung yang jual lem bakar jaraknya jauh sekitar 700 meter dari rumah. Mereka berdua pergi ke sana dengan jalan kaki. Tidak lupa truk olengnya pun dibawa serta untuk menemani selama perjalanan.
Begitu mereka berdua sampai rumah langsung terkapar kecapaian. Setelah istirahat sejenak mereka melanjutkan pekerjaannya. Belum rampung membuat truknya mereka pindah ke tempat ke halaman depan. Mungkin bosan gak jadi-jadi, mereka betalih aktivitas.
Tidak ada komentar: