Gambar foto koleksi pribadi
Kalau bukan karena alasan anak-anak yang berjumlah tiga orang. Kalau bukan karena aku memikirkan aku sudah memiliki anak gadis yang usia mendekati masa nikah. Kalau bukan karena aku memikirkan sebentar lagi aku akan menjadi wali nikah untuk anak gadisku. Kalau bukan karena aku mengacuhkan perasaan anak gadisku besok saat nikah seandainya tidak ada ibunya di sana. Kalau bukan karena aku memegang wejangan ayahku untuk setia hati satu isteri. Mungkin aku sudah lari menjauh dari isteri dan anak-anakku. Meninggalkan mereka dalam lilitan jerat hutang yang menggurita.
Ditambah lagi teman-teman dekatku hingga kini sudah 15 orang yang berpisah dari isterinya. Parahnya pihak perempuan yang menggugat cerai dari suaminya. Parahnya juga kini aku sedang berjuang bertahan dari permintaan cerai dari isteriku.
Aku lagi benar-benar dalam kondisi terpuruk lahir batin. Ekonomi keluarga yang kubangun jatuh bangkrut. Rumah, mobil dan 15 orang karyawan kini tinggal cerita. Sementara hutang-hutangku belum lunas semua. Terpaksa aku kini tinggal di rumah kosong yang ditinggal penghuninya ke Jakarta. Aku mulai menata dari nol lagi. Di tengah usahaku untuk bangkit kembali, isteriku tergoda laki-laki lain. Sakit sekali dadaku. Parahnya dia malah meminta berpisah dari diriku. Anehnya aku yang menangis minta maaf dan bersujud di kakinya memohon untuk menarik kata-katanya.
Notes. Foto hanya ilustrasi.
Sedih banget ceritanya. Terpuruk pastiya seandainya bangkrut. Tapi alhamdulilah Allah memberi ketabahan pada saya saat semua harta hanyut terbawa banjir.
BalasHapusSemoga ini tidak terjadi beneran
BalasHapusSemoga ini cuma ada di pentigraf
BalasHapusKalau istri sudah minta begitu, lebih baik dilepaskan saja. Karena dari sifatnya sudah tidak setia. Diceraikan saja.
BalasHapusKenapa saya bisa berkata begitu? Karena itu tidak terjadi pada keluarga saya, Alhamdulillah. Kalau kasusnya pada orang lain, maka saranku begitu saja, haha..