Foto koleksi pribadi
Aku lelaki kelahiran Jombang Jawa Timur. Sewaktu aku kuliah di Yogya memiliki kegemaran mendengarkan sebuah acara di salah satu stasiun radio swasta. Acara humor yang dikemas dalam bahasa ngapak. Nama programnya adalah curanmor, curahan perasaan dan humor. Acara yang sangat lucu menurutku, karena mampu membuat aku tertawa terpingkal-pingkal. Penutur cerita hanya satu orang, tapi dia bisa menampilkannya dengan dialog dua orang tokoh yang lucu. Dialognya di kemas dengan dialeg ngapak yang super ngapak.
Yang khas dari acara itu adalah ketawanya yang panjang berderai tak putus-putus. Saking senangnya hingga aku membayangkan, kalau aku punya istri orang ngapak kayaknya lucu juga ya. Lucu, karena mendengarkan orang ngapak sedang ngomong sudah bisa membuat aku tertawa.
Hingga tiba masa pendaftaran santri baru di salah satu pondok. Pondok tersebut memiliki pondok putra dan putri. Salah satu petugas pendaftaran diantara mereka santri putri. Baru kali pertama aku melihat dia, batinku mengatakan kalau dia calon istriku. Aku tidak kenal siapa dia sama sekali. Aku tidak mengetahui asal usulnya, anaknya siapa dan bagaimana perilakunya. Nuraniku sangat yakin, kalau dia calon istriku. Singkat cerita, tanpa salat istikharah aku langsung tembak dia. Ternyata dia bersedia. Lalu kutanyakan daerah asalnya, lah kok Kebumen. Jleb, inyong arep kawin karo wong ngapak, padahal neng Kebumen ora ana sega. Lah nek inyong kencot arep madang apa?
Notes, gambar hanya ilustrasi
Pentigraf, Membatin Malah Menjadi Kenyataan
Reviewed by Mohamad Bajuri
on
April 03, 2021
Rating:
Paragraf terakhir ga ngerti....
BalasHapusCuranmor saya pikir pencurian kendaraan bermotor pa he he
BalasHapusKeren pa..
Salam literasi..
Hahahahhaahaa....
BalasHapusParagraf terakhir beneran kena twist saya,
Nggak ngeriiii bahasanya... Kabooor
Heheheh