Lady Markonah Sidak Hape Misua

Saat Dul Kemplu keluar kamar untuk mandi, diam-diam Lady Markonah melakukan sidak. Kali ini dia melakukan sidak terhadap hape milik suaminya. Yah ... siapa tahu misua satu-satunya itu punya WIL. 

Diapun mulai sibuk melihat isi hape miliknya. Dia melihat beberapa kontak dan meliat chatingan. 

Tiba-tiba wajah Lady Markonah berubah. Alisnya yang tebal bertemu sambil bersungut-sungut. Sejenak kemudian dia tersenyum sendiri seperti menemukan ide yang joss. Lalu beranjak pergi ke dapur.

Dul Kemplu sehabis berdandan pergi ke meja makan. Kosong. Biasanya ada secangkir kopi semangat tersaji sebelum dia berangkat dinasnya, ngojek di pengkolan.

Dul Kemplu : "Sayangku ..., kopinya tumben belum ada?"

Lady Markonah : "Ehhm, maaf say ... tadi aku belanja di depan malah keasyikan grumpi. Buat sendiri saja ya say. Aku lagi tanggung nih!" (saut istrinya dari kamar mandi)

Dul Kemplu : " Okelah kalo begitu." 

Dia segera ke dapur. Cangkir bersponsor ia raih. Termos air diangkatnya. Hem air panas sudah siap. Dia melihat toples tempat penyimpanan. Wow...rupanya istriku sekarang sudah pandai. Semua dikasih label. Gula kopi dan semua bumbu dapur. Dia sekarang hebat pikirnya.

Mulailah ia meraciknya. Setelah diaduk , dia ambil sedikit dengan sendoknya. Lalu ...

Dul Kemplu : "Say ...!  Kok rasanya asin?!"

Lady Markonah : " Makanya baca dulu..., yang kamu masukan gula apa garam?"

Dul Kemplu meraih toples gula. Dia membaca sekali lagi tulisan labelnya. Gula. Dia masih penasaran, tutup toples dibuka. Dua jarinya dimasukan ke dalam toples, lalu dimasukannya dalam mulut. Asin. Ini garam halus.

Dul Kemplu : " Say ! Mengapa toples gula isinya garam?!"

Lady Markonah : " Ini bertanya apa marah?!"

Dul Kemplu :" Bertanya sayangkuuuuhhh!?"

Lady Markonah : Hanya dengan memakai handuk dia keluar dari kamar mandi sambil berkacak pinggang. "Aku pun bertanya. Kamu namai kontaknya TUKANG GAS. Tukang gas apa haah?!

 Tapi isinya Yu Painem, pejual tempe mendoan depan pasar. Ternyata kamu mulai selingkuh dengan si janda itu. Awas yaa, ketahuan chatingan sayang-sayangan lagi jangan salahkan aku kalo burungmu aku sembelih. Biar tahu rasah!. Dasar laki-laki!"

Dul Kemplu : diam tak berkutik ketahuan akal bulusnya. Dia hanya pasrah dapat hadiah damprat dari istrinya. " (Duh burungku dalam bahaya. Sebelum terlambat burung cucak rowoku akan kujual saja.)batinnya. Dengan cekatan dia ambil sangkarnya. Tanpa pamit dia pergi ke rumah Cik Yan, wanita keturunan Cina yang suka pelihara burung