Apakah Cintaku Salah, Part 002


 

"Iya iya iya ya ...., mana bisa sih Mas Pras pindah ke lain hati?!! Sudah cantiiikk, bahenol lagi! Tambahan pula Bu Has sangat cerewet. Bisa-bisa kalau Mas Pras nyeleweng bakal dipanggil ke ruangan BK untuk dibina. Betul gak Bu?! Ha ha ha ha."

"Betul betul betul, tepatnya dibinasakan! Ha ha ha ha". Kami tertawa berderai derai.

Sejurus kemudian kami asik dengan pekerjaan masing-masing. Aku sendiri merekap presensi seluruh kelas tiga. Butuh waktu kurang lebih seperempat jam untuk membereskan presensi sepuluh kelas.

Menjelang pukul dua siang kami bersiap-siap untuk pulang. Tepat pukul empat belas tiga puluh satu menit kami keluar dari ruang BK. 

Kami berjalan berdua menuju jalan raya. Sepeda jengki phoenix kutuntun mengiringi Bu Has. Badanku yang kurus kecil rasanya tidak sanggup untuk membawa beban sebesar Bu Has di boncengan. Terlalu berat.  Bu Has sangat memaklumi hal itu. 

Jarak sekolah dengan jalan raya hanya seratusan meter. Lumayan juga buat olagraga kaki. Kami berjalan sambil ngobrol ngalor ngidul. Sesampai di jalan raya kami berpisah. Bu Has naik engkel, aku sendiri pulang dengan sepeda kesayanganku. Phoenix warna hijau.

Keesokan harinya aku tiba di sekolah seperti hari-hari biasa. Pukul tujuh kurang seperempat. Setelah memarkir sepeda, aku menuju ruangan kerjaku, BK.

Pintu ruang BK belum terbuka. Sepi, tak ada suara. Otakku menyimpulkan kalau ketiga temanku belum hadir. Tanganku baru memegang gagang pintu untuk membukanya.

"Bu! Bu Mila!" Suara yang sangat kukenal memanggilku. Reflek kepalaku menoleh ke arah datang suara. Sesosok murid terbungkus seragam tersenyum manis menyambutku. 

"Mau ngasih surat. Buat Bu Guru." Tangan besarnya menyodorkan secarik amplop putih.

"Haahhh, surat? Surat dari siapa?"

"Surat dari saya Bu". 

"Loh! Bukannya kemarin sudah ngasih surat. Ini surat apalagi?"

"Bu Mila sudah membaca suratku yang kemarin?" Bukannya menjawab, anak ini malah balik bertanya kepadaku.

"Ehhm.., maafkan Bu Mila ya. Semalam belum sempat baca suratmu. Selepas salat Isa Bu Guru langsung tertidur." 

"Kalau bisa suratku yang kemarin aku minta ya Bu?"

"Diminta lagi?! Bu Guru belum sempat baca suratnya". Dahiku mengernyit tak paham dengan pertanyaan itu.

"Iya Bu. Ini suratku yang seharusnya. Yang kemarin itu ....". Kalimatnya tidak segera diselesaikan. Suaranya menggantung.

Wajahnya menunduk, matanya berkedip-kedip. Bibir bawahnya digigit. Tergurat dimimiknya kecemasan.

 

Bersambung..


susahnya belajar pingpong


Senja merebah alam



Apakah Cintaku Salah, Part 002 Apakah Cintaku Salah, Part 002 Reviewed by Mohamad Bajuri on Januari 19, 2022 Rating: 5

2 komentar:

  1. Salut. Cerpen eh cerminnya renyah. Bahasa sehari-hari banget. Kayaknya ini sudah jadi novel deh. Hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pingin buat novel kalau sudah berhasil minimal 10 cerpen.

      Hapus

Postingan Populer

Ringkasan Materi Renang Gaya Bebas

  Penulis sedang berada di CB Kutowinangun .Dokpri. Ringkasan Materi Renang Gaya Bebas Posisi Tubuh : Telungkup: Posisi tubuh terlentang den...

Diberdayakan oleh Blogger.