Pentigraf, Bayiku Lahir Tak Berwujud

Aku merasa sangat bahagia dengan kehamilanku ini. Betapa tidak. Aku telah menunggunya hampir sepuluh tahun sejak pernikahanku dengan mas Pras. Segala macam usaha telah kulakukan. Mulai dari dokter, tukang urut, sampai orang pintar. Alhamdulillah akhirnya Allah mengabulkan apa yang kuinginkan selama ini, keturunan.

Untuk menyambut kelahiran anakku yang pertama telah kupersiapkan beberapa nama. Saya dan suami browsing mencari nama-nama yang keren untuk calon anakku. Kami berdua mengoleksi beberapa nama cewek dan nama cowok. Selain itu juga kami menyiapkan beberapa perlengkapan bayi,mulai dari sabun mandi, kereta dorong, ayunan, bak mandi, dan perlengkapan yang lainnya. Suamiku sangat bersemangat dalam menyediakan semua perlengkapan bayiku. Mungkin karena anak pertama, jadi sangat bersemangat.Untuk kehamilan pertama ini, saya dan suami sepakat untuk menenpuh operasi caesar. Hasil dari cek dokter seminggu sebelum rencana opeerasi caesar, bayiku dalam keadaan sehat. Denyut jantung normal serta gerakannnya juga kuat.

Pada hari yang telah ditentukan oleh dokter, aku ditemani ibuku berangkat ke RSUD di kotaku. Sebelum operasi, aku disuruh puasa. Menjelang satu jam pelaksanaan operasi aku dibawa suster untuk dicek lagi tentang kehamilanku. Aku tidur di pembaringan di temani ibuku. Setelah berada dalam ruangan, perutku diperiksa oleh petugas. Perawat itu nampak terkejut, dalam layar monitor tidak ditemukan jejak bayi, bahkan detak jantungnya pun tak terdengar. Aku disuruh melihat ke layar, was-was, aku tidak melihat apa-apa. Aneh. Reflek aku meraba perutku. Lebih terasa aneh lagi, karena perutku yang semula besar kini terasa lebih kecil, mengempis. Payudaraku juga nampak aneh, tak terasa lagi ada air susunya, ikut mengecil. Aku menangis sejadi-jadinya. Bayiku hilang.....