Pentigraf, PUKULAN YANG TERTAHAN

 


Sewaktu aku sekolah di SMP, aku terkenal dengan siswa yang nakal.  Nakalku ini mungkin karena aku memiliki kemampuan beladiri yang cukup mumpuni untuk anak ukuran sekollah SMP. Akibatnya aku tidak mempunyai rasa takut dengan anak sekolah kelas berapa pun, sekolah dari manapun, besar kecil pasti kulibas. Jangankan anak SMP, Anak SMA pun kalau mengajak aku berduel akan aku layani dengan senang hati. 

Pukul dua belas siang pelajaran sekolah usai. Aku bergegas mengambil sepeda bututku untuk segera pulang. Rasanya perutku sudah tak sabar minta diisi nasi liwet dan sayur terong simbok yang aduhai nikmatnya. Apalagi ada goreng tempe da sambal korek, hemmm nyummy banget. 

Baru nyampe setengah perjalanan, tepatnya di tengah bulak (jalan yang melintasi sawah yang panjang, tanpa ada pemukiman atau rumah), saya dihadang oleh dua orang anak  SMP swasta. Satu orang berpostur tinggi besar, yang satunya berpostur kurus. Anak yang berpostur tinggi besar berdiri menghadang jalanku. Sementara yang bertubuh kurus hanya berdiri di pinggir jalan sambil memegangi sepeda miliknya. Aku diinterogasi secara kilat, dan setelah yakin dengan jawabanku, anak yang bertubuh besar memperingatkanku untuk tidak bermain ke rumah gadis Anu, karena dia pacarnya. Karena aku merasa suka dengannya, aku memberikan jawaban yang menantang. Apa yang akan dia lakukan seandainya aku akan tetap bermain ke rumah si gadis Anu. Tanpa babibu anak tersebut langsung menyerangku dengan beberapa pukulan dan tendangan. Tapi karena serangannya tidak didasari ilmu bela diri, maka sangat mudah bagiku untuk mematahkannya. Aku balas dia dengan beberapa pukulan, hingga dia terkapar tak berdaya. Tinggal menangani anak yang kurus itu. Langsung saja kudorong sepedanya hingga ambruk. Kuraih krah bajunya kuangkat ke atas. Tanganku siap akan memukul wajahnya, keburu dia mengangkat kedua tangan sambil berkata,"Soi..soi mas, aku oa meu meu, pees bae..pees bae mas."(Suara bendeng dengan cara ngomong cedal, tidak bisa mengucap huruf r dengan jelas, 'Sorry ..sorry aku ora melu_melu, peace bae... peace bae mas,artinya maaf ...maaf mas, aku tidak ikut-ikutan, damai saja .... damai saja mas. Ucapannya itu sontak membuat pukulan tanganku tertahan, dan aku tertawa geli dalam hati. Aku urung memukulnya. Akhirnya kedua orang itu kutinggalkan dengan menahan tawa dalam hati.

#Day24AISEIWritingChallenge

Pentigraf, PUKULAN YANG TERTAHAN Pentigraf, PUKULAN YANG TERTAHAN Reviewed by Mohamad Bajuri on Desember 24, 2020 Rating: 5

18 komentar:

  1. Kkuatan itu trkalahkan dg ucapanya yg.. Buat hati geli

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jangan abaikan kekuatan kata-kata....Tidak perlu tenaga dalam..

      Hapus
  2. soi mas, aku oa meu meu

    Daripada ramai, yuk damai!

    BalasHapus
  3. Pantas saja jadi gu*u Olah *aga!! hehehehe

    BalasHapus
  4. Jagoan juga Pak. Salam kenal sesama ngapak. Ora ngapak ora kepenak.

    BalasHapus
  5. Seru pentigrafnya... saya sampai terbawa, padahal sudah lihat judulnya keren pak

    BalasHapus
  6. Keren pak jago beladiri jago nulis

    BalasHapus
  7. Mantab dan luar biasa mr beje ini 😁

    BalasHapus

Postingan Populer

Ringkasan Materi Renang Gaya Bebas

  Penulis sedang berada di CB Kutowinangun .Dokpri. Ringkasan Materi Renang Gaya Bebas Posisi Tubuh : Telungkup: Posisi tubuh terlentang den...

Diberdayakan oleh Blogger.