SENANDUNG POHON

 

Seri 3. Kisah Ular Ingin Bertemu Nabi Menunggu 4000 Tahun Bagian 2

#cerita binatang#fabel#dongeng#cerita pengantar tidur

Pohon beringin dan pohon kelapa sangat antusias mengikuti kisah ini dari posisinya masing-masing. Matanya jarang berkedip saking seriusnya, sementara telinganya selalu mantengin gelombang suara dari Kyai Sholeh.

Sebetulnya pohon beringin ingin mengatakan sesuatu pada pohon kelapa, tetapi pohon kelapa memberikan isyarat untuk tutup mulut dulu. Kali ini dirinya tidak mau diganggu oleh orang lain. Dirinya lagi asyik mendengarkan cerita yang luar biasa. Walaupun sudah sering mendengar kisah ini lewat pengajian, tetap saja dia ingin mendengarkan kisah itu lagi.

Tapi kalau mengenai kisah yang berkaitan dengan Rasulullah ia tidak pernah bosan. Hitung-hitung juga untuk mengenang Nabi. Siapa sih mahluk di seluruh alam ini yang tidak ingin bertemu Nabi Muhammad.

Dengan setengah berbisik pohon kelapa berkata, "Jangan berisik yuk dengarkan  saja kisah selanjutnya. Wokee!".
Mereka berdua kembali ke posisi mereka untuk mendengarkan lanjutan ceritanya.

Pak Kyai Sholeh melanjutkan ceritanya. 



"Wahai ular! Jangankan daging dan kulit yang kamu makan, rambut Abu Bakarpun haram kamu makan," kata Rasulullah.
"Ya hamba mengerti Ya Rasulullah, bahkan sejak ribuan tahun yang lalu ketika Allah SWT mengatakan 'Barang siapa memandang kekasih-Ku, Muhammad, fi ainil mahabbah atau dengan mata penuh kecintaan. Aku anggap cukup untuk menggelar dia ke surga firdaus," kata sang ular.

"Ya Rabb, beri aku kesempatan yang begitu cemerlang dan indah. Aku ingin memandang wajah kekasih-Mu fi ainal mahabbah, lanjut sang ular.

"Apa kata Allah SWT Tuhan Semesta Alam?, "tanya Rasulullah.

"Silahkan pergi ke gua Tsur, tunggulah di sana. Kekasihku akan datang ke sana bila sudah tiba waktunya,'jawab Allah SWT. 

"Ribuan tahun aku di sini  menunggumu,
Di ruang yang sempit berbatu menanggung rasa tak menentu,
 Aku digodok oleh rasa ingin jumpa engkau, 
wahai manusia terkasih
Kekasih terkasih dari para kekasih

Kekuatan  jumpa engkaulah yang membuat aku bisa bertahan
Berbulan-bulan kubiarkan diriku tak kasih makan
Bertapa di sini tak kenal panas dan dingin malam
Hanya lah akhir bahagia bisa berjumpa
 
Ketika dirimu sudah ada di depan mataku, jalanku di halang-halangi oleh kaki Abu Bakar, maka ku gigitlah kakinya. Aku tidak ada urusan dengannya, aku hanya ingin memandang wajahmu yang mulia," kata ular membela diri dengan sedikit berpuisi.

"Lihatlah ini. Lihatlah wajahku," kata Rasulullah kepada ular. Tanpa membuang kesempatan lagi ular segera mendekatkan dirinya di depan Rasululloh. Dipandangilah wajah manusia agung itu dengan rasa penuh cinta, fi ainil mahabah. Setelah merasa puas memandanginya ular itupun undur diri.

Selanjutnya Rasulullah segera meraih kaki Abu Bakar r.a. yang digigit ular dengan penuh kasih sayang. Bekas gigitan ular tadi kemudian diusap dengan ludah beliau. Seketika rasa sakit yang diderita Abu Bakar karena bisa ular hilang tak berbekas. Abu Bakar r.a. merasa bugar kembali berkat mukjizat Rasulullah.

Gua Tsur kembali ditelan sunyi. Kini giliran Abu Bakar yang berjaga r.a yang beristirahat dan Rasulullah yang berjaga. Rasulullah menawarkan pahanya untuk beristirahat. Namun dengan penuh hidmat ditolak kuat-kuat oleh Abu Bakar r.a. Tak rela dirinya menjadi beban bagi manusia yang agung di seluruh alam.

"Demikianlah akhir cerita dari kisah sang ular yang sanggup menunggu 4000 tahun hanya untuk bertemu beliau. Ular itu kan bangsa binatang. Binatang saja kangen beliau, apalagi kita ummatnya. Mestinya kitalah bangsa manusia yang merasa lebih kangen akan jumpa wajah beliau yang mulia. Sholallah 'ala muhammad." Kemudian jama'ah menjawab shollu alaih secara bersama-sama. 

"Sebetulnya kisah perjalanan Rasulullah belum selesai, masih ada lanjutannya. Tapi karena waktu kultumnya sudah melibihi batas, terpaksa kita putus sampai disini dulu ya. Mudah-mudahan besok sore kita masih ada umur untuk sholat jama'ah lagi. Akhiru kalam wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh."

Hadirin serempak menjawab salam dan bergegas pulang ke rumah masing-masing,

Pohon beringin dan pohon kelapa hanya bisa memandangi mereka pulang kerumah. Padahal sebetulnya masih ingin mendengarkan kisah itu sampai tuntas. 

"Kita tunggu besok lanjutan ceritanya ya, tak sabar aku ingin mendengarkan lagi," kata pohon beringin pada pohon kelapa. 
"Yuk kita pulang,"
"Pulang ke mana, kita kan menetap di sini tak bisa kemana-mana."
"Oh ya. Kita berdua kan tidak bisa jalan kemana-mana ya." Kata pohon kelapa kepada pohon beringin. Mereka tertawa bahagia bersama.

Nah kita tunggu kelanjutan cerita nya.
Salam literasi.
#Des10AISEIWritingChallenge
SENANDUNG POHON SENANDUNG POHON  Reviewed by Mohamad Bajuri on Desember 10, 2020 Rating: 5

8 komentar:

  1. Cerita yg bagus👍
    Salam literasi

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih bu Nini..belajaran bu makanya masih amburadul

      Hapus
  2. Selalu terharu membaca kisah- kisah Rosul yg tak lekang oleh waktu. Top.

    BalasHapus
    Balasan
    1. semoga bisa mengobati rasa rindu kita pada Rasulullah

      Hapus
  3. Hehehehe...
    Pohon beringin lupa kalo dia pohon

    Terimakasih untuk kisahnya Pak,
    Sehat selalu

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya pak, kadang lupa penulisnya juga lupa lagi mewakili siapa..he he..aamin terima kasih Kak Indra.

      Hapus
  4. Ularpun rindu Rasulullah SAW, 4000 tahun menunggu... keren sekali pak...

    BalasHapus

Postingan Populer

Ringkasan Materi Renang Gaya Bebas

  Penulis sedang berada di CB Kutowinangun .Dokpri. Ringkasan Materi Renang Gaya Bebas Posisi Tubuh : Telungkup: Posisi tubuh terlentang den...

Diberdayakan oleh Blogger.