Sekitar tahun tujuh puluhan orang membelah kayu masih menggunakan cara seperti pada gambar ilustrasi. Satu orang di atas, dan pasangannya di bawah. Mereka berdua bekerjasama menarik dan mendorong gergaji bergerak naik turun dan menekan ke depan. Ke arah depan posisi orang yang di bawah.
Kang Yono dan Kang Sukir merasa janggal dengan hasil kerjaan mereka. Sudah dua jam berlalu, namun belum mendapatkan 2 tapak kaki. Sungguh aneh. Padahal biasanya hanya membutuhkan waktu 2 jam saja untuk membelah sepotong kayu.
Dengan nada jengkel kang Yono menyindir kalau kang sukirlah penyebabnya. Dia mengira kang Sukir kurang tajam dalam mengasah mata gergaji. Kang Sukir mengelak, dan bersikukuh sudah mengasahnya dengan tajam. Gantian Kang Sukir menuduh kang Yono bekerjanya kurang tenaga. Keributan tidak bisa dihindari. Semua merasa benar dan tidak ada yang mau disalahkan. Mereka memutuskan untuk berhenti sejenak sambil mengasah lagi mata gergaji. Kang Sukir yang memeriksa mata gergaji merasa tidak habis pikir. Mata gergaji masih tajam, tapi tidak ada hasilnya. Merekapun sudah bekerja keras untuk melakukannya. Ada sesuatu yang di luar logika manusia. Kang Sukir akhirnya bertanya tentang kepemilikan pekarangan tempat mereka bekerja. Kang Yono menjawab kalau pekarangan itu milik uwaknya. "Rika urung permisi, kan ,"(kamu belum minta ijin, kan) kata kang Sukir pada kang Yono. Akhirnya kang Yono bergumam lirih minta ijin bekerja di pekarangan itu. Mereka melanjutkan pekerjaannya. Ajaib, hanya butuh waktu seperempat jam untuk membelah sepotong kayu. Makanya jangan lupa ya pembaca, untuk permisi terlebih dahulu ketika kita memasuki daerah yang bukan milik sendiri.
Pentigraf, Lupa Belum Ijin Penunggu
Reviewed by Mohamad Bajuri
on
Februari 06, 2021
Rating:
Top👍👍👍 rupanya aturan permisi alias ba tabe di tempat saya di Palu sama Yaaa....🙏
BalasHapusYa mbak, kalau dilanggar bisa gawat
Hapus