Mungkin sejak ada pandemi hampir setahun keluarga besar kami tidak berani mengadakan pertemuan keluarga. Sudah bisa dibayangkan betapa kangen hati kami untuk berkumpul bersama dalam suasana gembira.
Pertemuan keluarga dari garis istriku diadakan sekali dalam sebulan. Waktunya ditentukan secara fleksibel. Tidak harus pada hari tertentu. Penentuan hari ditentukan secara musyawarah dengan memanfaatkan WAG keluarga besar.
Semua orang bisa berpendapat dan menentukan bareng kapan mereka semua bisa kumpul. Hingga pernah juga dalam satu bulan tertentu acara pertemuan keluarga digagalkan karena tidak bisa menemukan hari kapan seluruh anggota keluarga bisa kumpul semua.
Anehnya Bude tertua dari keluarga kami memiliki pendapat yang agak lucu. Kata beliau acara pertemuan keluarga tidak akan dilaksanakan jika keluargaku gak bisa hadir. Padahal Bude yang lain kadang tidak bisa hadir, acara tetap berjalan.
Dengan melibatkan banyak pendapat dari seluruh anggota keluarga besar akhirnya kami memutuskan untuk mengadakan pertemuan keluarga di rumah salah satu Bude. Memang sih tidak semua anggota keluarga bisa hadir dengan alasan mereka. Tapi setidaknya pertemuan itu bisa menjadi obat penawar rindu bagi seluruh anggota keluarga.
Menu sajian keluarga Bude kali ini menu yang sering ditunggu oleh seluruh anggota keluarga. Kluban (kudapan), tumis kangkung Gombong, bening Jawa, lodeh gandul, dengan lauk rica-rica ayam. Mereka dimanjakan dengan sayuran yang melimpah. Sesuka hati mereka mau memilih apa.
Untuk pacitan (snack) Bude membuat tumtuman dari aci ketela pohon, bakwan, rambutan, salak dan umbi-umbian rebus. Ada ketela rambat, ketela pohon, gembili, semuanya direbus. Ada juga kecrek (tiwul atau oyek) untuk menyediakan yang tidak makan nasi.
Untuk melenggkapi hidangan kami disuguhi minuman teh panas, dan juga kopi. tinggal pilih. Ada minuman yang paling laris, yaitu es alpukat kocok. Alpukatnya hasil dari kebun sendiri. Kebetulan Bude memiliki pohon alpukat di depan rumah dan berbuah cukup banyak. Rasa alpukatnya juga lembut dan mak nyuss.
Acara pokoknya dalam acara pertemuan keluarga yaitu pembacaan tahlil untuk para leluhur yang telah meninggal. Kebetulan rumah Bude dekat dengan Makam keluarga. Untuk acara tahlilan digelar di makam keluarga.
Tahlilan selesai dilanjutkan dengan acara makan-makan dan ramah tamah. Untuk mempererat ikatan keluarga, acara ini dilengkapi dengan arisan keluarga. Setiap keluarga membayar 50 K saja. Selain itu juga diadakan acara lain-lain untuk membahas permasalahan yang sedang terjadi di keluarga.
Nah pada acara lain-lain itu disampaikan pengumuman untuk giliran bulan depan akan diunduh siapa. Disampaikan juga oleh bendahara kondisi keuangan kas keluarga.
Sekitar pukul dua acara selesai. Bagi yang ada kepentingan sudah boleh pulang. Bagi yang ingin kumpul dengan keluarga besarnya tetap stay ngobrol santai. Waktunya bener-bener dinikmati untuk kebersamaan dengan keluarga besar.
Keluargaku dan beberapa keponakan memanfaatkan waktunya sampai sore. Sebelum pulang anaku Wildan, dan cucu-cucuku dari keponakan mandi bareng di halaman dengan memanfaatkan kolam kecil plastik. Mereka sangat menikmatinya. Riuh renyah, jerit dan sautan celoteh menambah meriahnya acara mandi bersama.
Anaku Wildan memang keliatan paling gembul diantara mereka. Dia juga terbesar diantara kelompok anak-anak itu. Pipi yang menonjol dan dada yang besar membuat gemes yang lihat. Saking gemesnya Salsa sikembar meremas dadanya Wildan. Katanya, "Kok punya mamas besar sih?" Kami yang melihat adegan itu tertawa terpingkal-pingkal. Sementara Wildan mungkin merasa malu terus lari sembunyi.
Tak terasa waktu tambah semakin sore. Dengan terpaksa acara mandi bersama harus segera diakhiri. Nah ini Wildan yang paling ngeyel, katanya pingin lebih lama lagi. Dengan bujuk rayu , dia mau mengerti juga. Acara mandi segera berakhir.
Sebelum pulang kami shalat bersama Bude di rumah. Pada pukul lima sore baru benar-benar kami siap pulang. Kami berpamitan untuk pulang ke rumah masing-masing. Istriku membawa kresek besar. Kata Bude, itu persiapan berbua buat aku, biar istriku tidak perlu masak lagi. Terima kasih Bude. Jazakillah khairan katsira.
#Day14AISEIWritingChallenge
#Ceritamuridkuhariini
#Ceritakelaskuhariini
#Ceritaanakkuhariini
Tidak ada komentar: