Pentigraf, Baru Sadar Kalau Rizki Sudah Diatur Oleh-Nya

 

Jam istirahat sebagian guru berkumpul di dapur untuk mengobrol santai. Di dapur ini mereka merasa nyaman dan enjoy. Minuman dan makanan biasanya selalu ada di dapur. Sangat berbeda dengan ruang guru yang isinya hanya meja kursi penuh dengan buku dan dokumen. Tak ada sesuatu yang bisa memuaskan hasrat biologis untuk makan dan minum. Dengan alasan itulah mereka sering memanfaatkan waktu istirahat di dapur untuk melepas kepenatan. Ada beberapa orang guru yang sedang berkumpul di sana, semuanya laki-laki. Diriku pun juga sedang berada di sana.

Pak Es sebut saja begitu bercerita tentang hobinya saat di rumah. Beliau memiliki hobi memancing. Dari hobinya lahirlah banyak cerita menarik, salah satunya yang berikut ini.

Waktu itu pak Es pergi memancing berdua dengan temannya. Lokasi yang dipilihnya adalah sebuah sungai di salah satu desa di Kabupaten kebumen. Setelah menemukan tempat yang cocok, mereka menjalankan aksinya. Mereka mengambil tempat berdekatan, jaaraknya kurang dari satu meter. Alat pancingnya nyaris sama, bahkan pakannya pun sama yaitu katul. Untuk memancing ikan berdatangan, ditaburkannya katul di air sungai. Betul saja, tidak butuh waktu lama sekelompok ikan datang berduyun-duyun. Kail temannya sering disambar dan mendapatkan banyak ikan. Teman pak Es mendaptkan ikan sangat banyak, sementara dirinya hanya memperoleh beberapa ekor. Dari situlah timbul kesadaran bahwa Rizki sudah ada yang mengatur (Tuhan).