Pentigraf, Dokter Bedahnya Keren Hingga Bekas Jahitan Tak Nampak

 

Sudah mendekati pukul setengah tiga sore. Hari itu kami masih di sekolah di ruang Laboratorium Komputer. Ada beberapa guru yang masih stand by di tempat duduknya. Mereka adalah teman seprofesiku yang bertugas mengawal jalannya ujian akhir madrasah bagi siswa kelas tiga. Ada juga diantara mereka yang kebetulan berada di situ karena masih dalam rangka mengikuti diklat jarak jauh. Mereka memanfaatkan layanan wifi untuk kegiatan meningkatkan kompetensi pribadi mereka. Disamping itu menurut mereka wifinya lumayan bisa diandalkan.

Setelah melakukan kegiatan di sekolah seharian menimbulkan rasa penat. Untuk mengusir rasa penat dan capai mereka mengobrol. Dari percakapan mereka aku mendengar mereka membicarakan tentang pengalaman mereka dalam menjalani kehidupan rumah tangga.

Ada salah satu orang guru yang paling aktif dalam pembicaraan mereka. Sebut saja namanya bu Bunga, guru paling cantik dan senior diantara mereka. Kalau ditilik dari bodinya sebetulnya dia paling kecil, tapi suaranya paling cetar membahana. Menurut penuturannya dulu dia pernah menjalani operasi bedah di sekitar leher. Dokternya sangat lihai dalam melaksanakan aksinya, hingga bekas jahitan nyaris tidak kelihatan. Beliaupun menunjukkan leher yang dulu bekas ada jahitan. Teman-temannya sangat heran melihatnya. Mereka pun terkagum-kagum dengan hasilnya, karena sama sekali tidak nampak bekas jahitan. Sepertinya bu Bunga teringat sesuatu terus berkata,"Eh maaf, bukan yang sebelah sini, yang sebelah sini, kanan." Mereka menyahut,"Ealah ya pantas gak ada bekasnya, jebule salah ya." Mereka pun ngakak bareng.