Suasana dalam mobil sungguh riang. Celoteh 3 anak sekawan yang masih ingusan. Mereka masih lugu, apa adanya. Dalam perkataan mereka tidak memiliki tendensi apa-apa. Berkata jujur. Begitulah 3 sekawan yang terdiri dari Wildan, Bingah dan Toyib. Sore ini mereka saya ajak ke Pantai Mliwis Ambal. Pantai Baru yang menawarkan keindahan ombak dan hutan cemara.
Selama perjalanan mereka mengobrol tentang apa saja. Kadang merek main tebak-tebakan, kadang juga main menyebutkan nama hewan. Pokoknya sangat menyenangkan.
Ditengah asyiknya mereka mengobrol tercium bau aneh. Mereka saling tuduh dan umpat. Tanpa komando mereka menutup hidung mereka. Ada yang menutup dengan tangan, ada juga yang menyumpat hidungnya dengan kain bajunya sendiri. Saya sebagai sopir langsung membuka semua cendela, biar angin lembutnya segera hilang. Ibu Wildan langsung komentar," Mesti ini punya Wildan, aku hafal. Mbok yao kalau kentut itu bilang. Jangan seperti ini. Ini kan saru namanya." Kata Ibunya langsung disambar oleh Wildan," Emang harus bagaima sih kalau kentut di mobil? Masak aku harus meletakan bokong di cendela. Apa nanti kata orang tentang aku? Bukannya itu malah saru!" Gerrrrr semuanya.
Pentigraf, Emang Harus Bagaimana?
Reviewed by Mohamad Bajuri
on
Maret 22, 2021
Rating:
Hehe.. Wildan wildan...
BalasHapusGeeeerrrrrr banget,,, heheheh
BalasHapusgak kebayang kalo beneran ditaruh dijendela...
hehehehehahahahahha