Sudah beberapa hari aku tidak menulis puisi. Hari ini aku akan berusaha menyelesaikan tantangan menulis puisi 21 tema sedikit demi sedikit. Di sela-sela kesibukanku bergelut di dunia pendidikan, aku berusaha untuk sejenak bahkan beberapa jenak waktu untuk menyisih mencari inspirasi,
Kali ini aku memegang wejangan seorang teman dalam sebuah wea grup kepenulisan puisi. Beliau berkata bahwa kita harus terus berkarya dan menghargai karya sendiri walau sebagian orang mengatakan hasil karya kita jelek. Bagaimana mungkin orang lain akan menghargai karya kita, sementara kita sendiri tidak mau menghargainya?
Berbekal wejangan tadi saya berusaha bangkit dari rasa minder yang kadang mendera perasaan. Tidak jarang rasa ragu datang menghampiri. Sering timbul dalam pikiran bahwa tulisanku tidak layak dibaca orang. Karyaku miskin diksi dan majas. Karyaku kurang bagus, terkesan asal-asalan dsb.
Namun setelah aku mendapatkan wejangan tadi, keberanianku mulai terbit sedikit-sedikit. Rasa percaya diri mulai tumbuh. Aku mulai mempersiapkan diri untuk memulai membuat puisi. Aku datangi perpustakaan sekolahku. Dengan komputer di perpustakaan aku tuangkan ide dalam karya puisi. Inilah puisiku hari ini.
Puisi Tema Aksara
Sekelumit Tahu
Mohamad Bajuri
Aksara mewakili pemikiran dan budaya manusia
Cita rasa dan keindahan budi ditata
Terangkai padu narasi berbicara
Gambaran olah cita karsa
Bacalah untuk mengetahuinya
Bacalah untuk memahaminya
Bacalah tuk meresapinya
Bacalah nanti kan tahu segala
Setelah itu sandarkan segala tahu
Pada Zat Mahatahu
Berkat-Nya engkau tahu
Walau hanya sekelumit tahu
Kebumen, 9 September 2021
Puisi Tema Sekolah
Tertelan Pandemi
Mohamad Bajuri
Senangnya hari ini
Bertemu siswa pertama kali
Setelah sekian lama mereka tertelan pandemi
Kini aku bisa menatap langsung walau masih tertutup tali
Dua tahun sudah masa terlewati
Berkomunikasi hanya melalui jaringan
Dengan gawai sebagai piranti
Sebagai penyambung lidah dalam pembelajaran
Sekolahku sekarang berwarna
Ada canda dan tawa menghiasi hari
Merangkai waktu merajut asa
Mewujudkan cita Indonesia sejahtera
Kebumen, 8 September 2021
Puisi Tema Jajanan Tradisional
Golak Bikin Gejolak
Mohamad Bajuri
Kala sore mulai merenda gulita
Ada cahaya api tungku berkobar
Menari-nari ditiup angin senja
Menerbitkan aroma harum tersebar
Di atas wajan tempat penggorengan
Diri ditempa panas hingga empuk
Spatula jungkir balik memainkan peran
Agar matang dan tidak menumpuk
Orang bilang golak itulah namanya
Terbuat dari sari pati singkong yang ternama
Rasanya legit menggugah selera
Disukai orang segala usia
Cocok sekali dihidangkan kala sore atau malam
Disuguhkan tuk dinikmati sebagai camilan
Bersanding dengan teh atau kopi di atas talam
Membuat lidah terus bergoyang keenakan
Kebumen, 8 September 2021
Keren puisinya, pak!
BalasHapusWaah mantab puisinya Pak
BalasHapusKeren sekali … aku suka, aku suka …
BalasHapus