Pentigraf, Mengantre Bareng Mantan

 

Waktu itu aku sedang ikut mengantre di ATM sebuah Bank di kotaku. Kebetulan orang yang sedang mengantre lumayan banyak jumlahnya. Kalau aku hitung, aku berada di posisi orang ke sepuluh yang berdiri di luar outlet. Mereka berdiri mengular tanpa menghiraukan orang yang berada di depan atau di belakangnya. Mereka sibuk dengan gawai masing-masing. Aku pun ikut-ikutan seperti mereka, asyik dengan gawai sendiri.

Ditengah aku membuka pesan di wea, aku berpikir untuk melihat mereka. Hatiku bertanya, masak dari sekian orang tidak ada yang aku kenal. Kulayangkan segera mataku dari orang yang paling depan hingga orang yang berdiri di depanku.

Kesimpulan sementara observasi kilat adalah tidak ada orang yang aku kenal, walau tidak yakin. Lalu kulihat orang yang ada tepat di depanku. Seorang perempuan memakai hodie merah maron dengan rambut tergerai. Aku tertegun sejenak. Sepertinya aku mengenal perempuan yang ada di depanku. Posturnya, gesturnya sangat mirip dengan seseorang. Hatiku terusik, kacau tak tentu rasa. Sementara posisi antrean terus maju hingga perempuan itu masuk ke ruang ATM. Ketika dia keluar, kami bertemu mata beberapa saat. Di raut mukanya tergambar sedikit kaget," Mas ...." Dengan wajah berkaca-kaca perempuan itu berlalu dengan sedikit berlari. Napasku seolah berhenti, dengan gontai aku memasuki outlet sambil bergumam lirih, "Nunung ... Nunung!, andai engkau sabar sedikit menunggu aku menyelesaikan kuliah."